Monday 30 September 2013

ASKEP HEMATEMESIS DAN MELENA



HEMATEMESIS DAN MELENA

Pengertian
             Hematemesis dan melena adalah perdarahan yang terjadi pada gastro intestinal. Hematemesis adalah muntah darah sedangkan melena adalah keluarnya feses gelap  dan pekat diwarnai  oleh pigmen darah atau darah yang telah berubah. Dua penyebab paling umum perdarahan GI adalah gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum, selain itu perdarahan GI atas juga dapat terjadi pada varises esofagus. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung , pylorus, dudenum atau esofagus. Varises esofagus merupakan pembuluh vena yang berdilatasi, berkelok – kelok dan biasa dijumpai dalam sub mukosa pada esofagus bagian bawah ; namun varises ini dapat terjadi pada bagian esofagus yang lebih tinggi atau meluas sampai ke lambung.

Patofisiologi

Ulkus peptikum
            Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida) dan pepsin. Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam pepsin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
Sekresi lambung : sekresi lambung terjadi pada tiga fase yang serupa ; (1) fase sefalik yaitu : fase yang dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau, atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vagal , (2) fase lambung, yaitu : pada fase lambung dilepaskan asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap resptor di dinding lambung, dan (3) fase usus, yaitu makanan pada usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap sebagai gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Barier mukosa lambung : merupakan pertahanan utama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan lambung itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi pertahanan mukosa adalah suplai darah , keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa  dan regenersi sel epitel. Seseorang mungkin akan mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua faktor ini , yaitu; (1) hipersekresi asam lambung (2) kelemahan barier mukosa lambung. Apapun yang menurunkan produksi mucus lambung atau merusak mukosa lambung adalah ulserogenik ; salisilat, obat  anti inflamasi non steroid, alcohol dan obat antiinflamasi.
Sindrom Zollinger-Ellison : sindrom ini diidentifikasi melalui temuan ; hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma dalam pancreas.
Ulkus Stres : merupakan istilah yang diberikan pada ulserasi mukosal akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kejadian stress misalnya ; luka bakar, syok, sepsis berat dan trauma organ multipel.

Tanda dan gejala

  1. Nyeri, pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makanan menetralisir asam
  2. Pirosis (nyeri ulu hati), beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esofagus dan lambung
  3. Muntah, dapat terjadi karena obstruksi jalan keluar lambung
  4. Konstipasi dan perdarahan, sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukan gejala setelahnya.

Kemungkinan komplikasi

  1. Intraktibilitas , yaitu ulkus yang membandel, yang berarti bahwa terapi medik telah gagal mengatasi gejala – gejala secara adekuat. Penderita dapat terganggu tidurnya oleh nyeri, kehilangan waktu untuk bekerja, sering memerlukan perawatan di RS atau hanya tidak mampu mengikuti cara pengobatan
  2. Perdarahan, feses dapat positif akan darah samar atau mungkin hitam dan seperti ter (melena). Perdarahan massif dapat mengakibatkan hematemesis  (muntah darah), menimbulkan syok dan memerlukan transfusi darah dan pembedahan darurat.
  3. Perforasi,
  4. Obstruksi, terjadi pada pintu keluar lambung akibat peradangan dan edema.

Pemeriksaan penunjang

            Pemeriksaan fisik dapat menunjukan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. Bising usus mungkin tidak ada. Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukan adanya ulkus.
            Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi.  Mukosa dapat secaralangsung dilihat dan biopsy didapatkan.
            Adanya H. pylori dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur.

Terapi
     Sasaran utama pada pengobatan ulkus peptikum adalah menghambat dan mendapar sekresi asam untuk menghilangkan gejala – gejala dan mempermudah penyembuhan. Tindakan – tindakan untuk mencapai tujuan ini adalah pemberian antasida untuk menetralkan asam lambung dengan mempertahankan pH cukup tinggi, sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga mukosa terlindungi dan nyeri mereda, penatalaksanaan diet ; makan dengan porsi kecil namun sering juga penting untuk menetralkan asam lambung, antikolinergik menghambat efek langsung dari saraf vagus terhadap sel – sel parietal yang mensekresikan asam, selain itu antikolinergik juga menghambat pergerakan dan waktu pengosongan lambung, penghambat H2 (simetidin, ranitidin dan famotidin) umtuk mengurangi sekresi asam sekitar 70% dan istirahat secara fisik dan emosional.         

 
    

No comments:

Post a Comment