Tuesday 17 September 2013

ASKEP MYOMA UTERI



Laporan Pendahuluan

Topik           : Asuhan Keperawatan Klien dengan Myoma Uteri

I.         Definisi
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid.
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2 % )dan pada korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.

II.     Etiologi
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa :
Myoma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.

III.  Lokalisasi Mioma Uteri
1.       Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus.
2.       Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh kearah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu.
3.         Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh kearah luar dan menonjol pada permukaan uterus.

IV.  Komplikasi
1.         Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause
2.         Torsi (putaran tangkai )
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.
3.         Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan bari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

V.     Faktor Predisposisi
Herediter
Pola Hidup
Hormonal


 



Myoma Uteri


 


Myoma Intramural  Myoma Submukosum               Myoma Subserosum










 


Tanda / Gejala


Perdarahan
pervaginam                  ­ Massa           ­Suhu Tubuh              ¯ Informasi                 Tindakan
                                                                                                mengenai penyakit      Operasi






 
                                                Proses Infeksi/nekrosis

                                                                        Khawatir                     Dampak







 
Gangguan        Hb ¯
Keseimbangan
Cairan
                        Anemia                                                                        Cemas


 
Syok Hipovolemik
                                                                        Penekanan Organ
                                                Sekitarnya



 


                     Vesika Urinaria                                   Rectum
                        Pola Eliminasi Urin                 Pola Eliminasi Alvi


                        Retensio Urin                                      Konstipasi

VI.  Pemeriksaan Diagnostik
1.         Pemeriksaan Darah Lengkap
Haemoglobin         : turun
Lekosit                  : turun/meningkat
Eritrosit                 : turun.
Albumin                : turun
2.         USG
Terlihat massa pada daerah uterus.
3.         Vaginal Toucher
Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.
4.         Sitologi
Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
5.         Rontgen
Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
6.         ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai.. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan.
Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal.
Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO )
TAH – BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus,serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignant neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis .
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus, serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant neoplastic diseas, leymiomas dan chronic endometriosis.

ASUHAN KEPERAWATAN

I.          DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Gangguan Eliminasi Urin (Retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnya gangguan sensorik/motorik.

2.         Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan penekanan oleh massa pada jaringan sekitanya, kurang asupan makanan tinggi serat.

3.         Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan yang berulang-ulang.

4.         Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

5.         Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan terjadi prosesInflamasi,nekrosis jaringan akibat penekanan massa neoplasma.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta

Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001

…………….2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA : 2000/01 PSIK.FK. Unair, Surabaya

Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta.


No comments:

Post a Comment