Thursday 19 September 2013

ASKEP SINDROM NEFRITIK AKUT



BAB II
SINDROM NEFRITIK AKUT

A. Pengertian

Suatu penyakit akut yang ditandai dengan hematuria makroskopik, oliguria, hipertensi, edema.

B. Etiologi

Berikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik akut
a.       Glomerulonefritis Proliferatif (sebagian besar)
b.      Glomerulonefritis primmer
§  Glomerulonefritis pasca streptokok
§  Glomerulonefritis proliferatif difus idiopatik
§  Penyakit IgA
§  Glomerulonefritis Membranoproliferatif
c.       Glomerulonefritis Sekunder
§  Sindrom Goodpasture
§  Lupus Eritomatosus Sistemik
§  Vaskulitis
d.      Penyakit mikroangiopati
§  Sindrom uremia hemolitik
§  Trombositopenia trombotik
Pada pasien dewasa umumnya diakibatkan penyakit sistemik, sehingga diagnosis kearah penyakit-penyakit ini harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang ditemukan.

C.    PATOFISIOLOGI

Hematuria terjadi akibat kerusakan membran glomerolus dengan kebocoran sel darah merah. Terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus dan peningkatan resorpsi natrium dan air dari tubulus. Akibat retensi natrium, mungkin pula dipengaruhi mekanisme hormonal, terjadi hipertensi. Peningkatan resorpsi cairan menyebabkan edema.





Infeksi/Inflamasi kandung kemih
 
Kerusakan membran Glomerulus

 
Patway :


 




                                                           


















 










D. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang biasa muncul adalah  hematuria makroskopik, oliguria, hipertensi, edema (ringan hingga berat, biasanya pada muka), dan proteinuria ringan (biasanya 3,5 gram/hari). Pada beberapa pasien mungkin tidak ditemukan satu atau beberapa gejala tersebut. Pada kasus yang berat dapat ditemukan gagal ginjal. Ini merupakan kedaruratan yang harus segera ditangani. Biasanya 2minggu setelah infeksi tenggorokan atau organ lain, pasien mengalami gejala-gejala akut berupa hematuria makroskopik, oliguria, hipertensi (dapat berat), edema ringan, dan proteinuria. Dapat bertambah dengan adanya fatiq, malaise, nyeri pinggang akibat pembengkakan kapsul ginjal dan nyeri pada palpasi ginjal.

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fungsi ginjal berupa urin mikroskopik, ureum, kreatinin, elektrolit, protein urine, dan klirens kreatinin.
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari mikroangiopati, titer antistreptolisin, apus tenggorok, LED, px Imunologi untuk Lupus eritematosus sistemik, antibody anti membran basal glomerolus dan anti body sitoplasmik antineutrofil.
Pemeriksaan fotothoraks untuk mengetahui besarnya jantung, adanya edema, atau perdarahan paru.
Biopsi ginjal dilakukan kecuali pada glumerulonefritis pasca streptokok dengan gejala yang jelas.
Untuk pengawasan kemajuan dilakukan pengukuran dan pencatatan berkala dari tekanan darah, keseimbangan cairan, serta berat badan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berkala adalah ureum, kreatinin, elektrolit, klirens kreatinin, urin mikroskopik, protein, dan foto thoraks.
F. Komplikasi
Hipertensi (ensefalopati, kejang, perdarahan serebral), gagal ventrikel kiri, gagal ginjal, dan perburukan kearah penyakit ginjal kronik.

G. Penatalaksanaan

§ Tentukan penyebabnya (biasanya dengan biopsi ginjal, kecuali jelas dengan akibat glumerulonefritis pasca streptokok )
§ Penatalaksanaan hipertensi dengan obat anti hipertensi
§ Mrencegah kelebihan garan dan air. Dilakukan pembatasan garam dan cairan, pemberian diuresis dosis tinggi, bila perlu. Pengawasan ketat terhadap berat badan, keseimbangan cairandan ukuran dan jantung.
§ Penatalaksanaan gagal ginjal
§ Penatalaksaan penyebabnya. Penundaan dapat menyebabkan perburukan terapi disesuaikan dengan penyebab.
H.    DIANOGSA KEPARAWATAN
1)      PK : Perdarahan
2)      Kelebihan volume cairan b.d Penurunan laju filtrasi glomerulus
3)      PK : Hipertensi b.d Retensi natrium
4)      Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
5)      Kurang pengetahuan


IV     RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.









PK: Perdarahan

Definisi : adanya perdarahan atau potensial resiko terjadinya perdarahan

Batasan karakteristik :
-         Ada laporan perdarahan dari klien atau keluarga
-         Adanya tanda-tanda perdarahan

Perdarahan berhenti, setelah dilakukan perawatan selama ….x24 jam mampu menghentikan perdarahan dengan indicator :
-         Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas
-         BB tidak kurang dari 10 gr%
1.   Bleeding Precaution
  • Monitor pasien dengan perdarahan
  • Catat nilai Hb dan Hmt
  • Monitor tanda dan gejala perdarahan
  • Monitor status koagulasi (PTT, Fibrinogen, Degradasi Fibrin)
  • Monitor TTV
  • Pertahankan bedrest selama perdarahan aktif
  • Sediakan produk darah
  • Lindungi pasien dari trauma yang menyebabkan perdarahan
2.   Bleeding Reduktion
  • Catat penyebab perdarahan
  • Monitor jumlah kehilangan darah
  • Intruksikan keluarga untuk melaporkan adanya perdarahan lebih lanjut
2.
Kelebihan Volume Cairan

Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat
Batasan karakteristik :
-     Berat badan meningkat pada waktu yang singkat
-     Asupan berlebihan dibanding output
-     Tekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP
-     Distensi vena jugularis
-     Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusion
-     Hb dan hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis
-     Suara jantung SIII
-     Reflek hepatojugular positif
-     Oliguria, azotemia
-     Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan

Faktor-faktor yang berhubungan :
-     Mekanisme pengaturan melemah
-     Asupan cairan berlebihan
-     Asupan natrium berlebihan
NOC :
v  Electrolit and acid base balance
v  Fluid balance
v  Hydration

Kriteria Hasil:
v  Terbebas dari edema, efusi, anaskara
v  Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
v  Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
v  Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
v  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
v  Menjelaskanindikator kelebihan cairan

NIC :
Fluid management
·         Timbang popok/pembalut jika diperlukan
·         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·         Pasang urin kateter jika diperlukan
·         Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin  )
·         Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
·         Monitor vital sign
·         Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
·         Kaji lokasi dan luas edema
·         Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
·         Monitor status nutrisi
·         Berikan diuretik sesuai interuksi
·         Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
·         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Fluid Monitoring
·         Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
·         Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
·         Monitor berat badan
·         Monitor serum dan elektrolit urine
·         Monitor serum dan osmilalitas urine
·         Monitor BP, HR, dan RR
·         Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
·         Monitor parameter hemodinamik infasif
·         Catat secara akutar intake dan output
·         Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
·         Monitor tanda dan gejala dari odema
·         Beri obat yang dapat meningkatkan output urin

3
PK : Hipertensi b.d Retensi natrium
Hipertensi dapat terkontrol, setelah dilakukan perawatan selama ….x24 jam dengan indicator :
-         TD dalam batas normal
-         Tak pusing, tak kaku kuduk

4.
Defisit pengetahuan ten-tang penyakit, pengobatan dan perawatan klien b.d keterbatasan kognitif, ku-rang paparan atau mudah lupa
Setelah dilakukan penjelasan selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan klien tentang pe-nyakit, pengobatan dan pe-rawatan klien meningkat

NOC :
-          Knowledge : Disease process (1803)
-          Knowladge : Illness care (1824)

Dengan kriteria :
-          Klien dan keluarga mam-pu menjelaskan penger-tian, proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala, efek penyakit, tindakan pencegahan, pe-ngobatan dan perawatan vertigo
Teaching individual (5606)
1.      Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
2.      Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien tentang vertigo
3.      Kaji tingkat pendidikan
4.      Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi spesifik
5.      Atur agar realita tujuan  pembelajaran dengan klien saling menguntungkan
6.      Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
7.      Sediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
8.      Koreksi adanya kesalahan informasi
9.      Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
10.   
Teaching : disease process (5602)
1.      Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
2.      Jelaskan patofisiologi vertigo
3.      Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4.      Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5.      Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat mencegah komplikasi dimasa yang akan datang
6.      Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan perawatan
7.      Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang direkomendasikan
8.      Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan
5.
















Nyeri

Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :
-          Laporan secara verbal atau non verbal
-          Fakta dari observasi
-          Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
-          Gerakan melindungi
-          Tingkah laku berhati-hati
-          Muka topeng
-          Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
-          Terfokus pada diri sendiri
-          Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
-          Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
-          Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
-          Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
-          Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
-          Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

NOC :
v  Pain Level,
v  Pain control,
v  Comfort level
Kriteria Hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v  Tanda vital dalam rentang normal

NIC :

Pain Management

§  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§  Kurangi faktor presipitasi nyeri
§  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§  Tingkatkan istirahat
§  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
§  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
§  Cek riwayat alergi
§  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
§  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
§  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
§  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
§  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
§  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
§  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)



DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif , 2000, ka[pita selekta kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius
Brunner dan Suddarth, 1997, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , ECG














































RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.
Gangguan Pertukaran gas

Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli

Batasan karakteristik :
è Gangguan penglihatan
è Penurunan CO2
è Takikardi
è Hiperkapnia
è Keletihan
è somnolen
è Iritabilitas
è Hypoxia
è kebingungan
è Dyspnoe
è nasal faring
è AGD Normal
è sianosis
è warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)
è Hipoksemia
è hiperkarbia
è sakit kepala ketika bangun
èfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal

Faktor faktor yang berhubungan :
è ketidakseimbangan perfusi ventilasi
è perubahan membran kapiler-alveolar
NOC :
v  Respiratory Status : Gas exchange
v  Respiratory Status : ventilation
v  Vital Sign Status
Kriteria Hasil :
v  Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v  Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v   Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v   Tanda tanda vital dalam rentang normal
NIC :

Airway Management

·         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berika bronkodilator bial perlu
·         Barikan pelembab udara
·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2

Respiratory Monitoring

·         Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
·         Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
·         Monitor suara nafas, seperti dengkur
·         Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
·         Catat lokasi trakea
·         Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
·         Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
·         Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
·         auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

2.
Pola Nafas tidak efektif
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat

Batasan karakteristik :
-    Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
-    Penurunan pertukaran udara per menit
-    Menggunakan otot pernafasan tambahan
-    Nasal flaring
-    Dyspnea
-    Orthopnea
-    Perubahan penyimpangan dada
-    Nafas pendek
-    Assumption of 3-point position
-    Pernafasan pursed-lip
-    Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
-    Peningkatan diameter anterior-posterior
-    Pernafasan rata-rata/minimal
§  Bayi : < 25 atau > 60
§  Usia 1-4 : < 20 atau > 30
§  Usia 5-14 : < 14 atau > 25
§  Usia > 14 : < 11 atau > 24
-    Kedalaman pernafasan
§  Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat
§  Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
-    Timing rasio
-    Penurunan kapasitas vital

Faktor yang berhubungan :
-    Hiperventilasi
-    Deformitas tulang
-    Kelainan bentuk dinding dada
-    Penurunan energi/kelelahan
-    Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
-    Obesitas
-    Posisi tubuh
-    Kelelahan otot pernafasan
-    Hipoventilasi sindrom
-    Nyeri
-    Kecemasan
-    Disfungsi Neuromuskuler
-    Kerusakan persepsi/kognitif
-    Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
-    Imaturitas Neurologis
NOC :
v Respiratory status : Ventilation
v  Respiratory status : Airway patency
v  Vital sign Status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
v Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC :

Airway Management

·         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berikan bronkodilator bila perlu
·         Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
v  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
v  Pertahankan jalan nafas yang paten
v  Atur peralatan oksigenasi
v  Monitor aliran oksigen
v  Pertahankan posisi pasien
v  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
v  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring
  • Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
  • Catat adanya fluktuasi tekanan darah
  • Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
  • Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
  • Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
  • Monitor kualitas dari nadi
  • Monitor frekuensi dan irama pernapasan
  • Monitor suara paru
  • Monitor pola pernapasan abnormal
  • Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
  • Monitor sianosis perifer
  • Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
  • Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3
Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Batasan Karakteristik :
-         Dispneu, Penurunan suara nafas
-         Orthopneu
-         Cyanosis
-         Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
-         Kesulitan berbicara
-         Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
-         Mata melebar
-         Produksi sputum
-         Gelisah
-         Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:
-         Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi
-         Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.
-         Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
NOC :
v  Respiratory status : Ventilation
v  Respiratory status : Airway patency
v  Aspiration Control

Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
v Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway suction/isap lender jalan napas
§  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
§   Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
§  Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
§  Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
§  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
§  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
§  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
§  Monitor status oksigen pasien
§  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
§  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.

Airway Management
·         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berikan bronkodilator bila perlu
·         Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2

4.
Defisit perawatan diri

Definisi :
Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada diri

Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting

Faktor yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf
NOC :
v  Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
Kriteria Hasil :
v  Klien terbebas dari bau badan
v  Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
v  Dapat melakukan ADLS dengan bantuan

NIC :
Self Care assistane : ADLs
§  Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
§  Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
§  Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
§  Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
§  Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
§  Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
§  Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
§  Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari. 
5.
Resiko infeksi

Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

Faktor-faktor resiko :
-          Prosedur Infasif
-          Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
-          Trauma
-          Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
-          Ruptur membran amnion
-          Agen farmasi (imunosupresan)
-          Malnutrisi
-          Peningkatan paparan lingkungan patogen
-          Imonusupresi
-          Ketidakadekuatan imum buatan
-          Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
-          Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
-          Penyakit kronik
NOC :
v  Immune Status
v  Knowledge : Infection control
v  Risk control
Kriteria Hasil :
v  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v  Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
v  Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v  Jumlah leukosit dalam batas normal
v  Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
·         Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·         Pertahankan teknik isolasi
·         Batasi pengunjung bila perlu
·         Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·         Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·         Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·         Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·         Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·         Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·         Tingktkan intake nutrisi
·         Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
·         Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·         Monitor hitung granulosit, WBC
·         Monitor kerentanan terhadap infeksi
·         Batasi pengunjung
·         Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·         Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·         Pertahankan teknik isolasi k/p
·         Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·         Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·         Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·         Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·         Dorong masukan cairan
·         Dorong istirahat
·         Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·         Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·         Ajarkan cara menghindari infeksi
·         Laporkan kecurigaan infeksi
·         Laporkan kultur positif

No comments:

Post a Comment