Tuesday 17 September 2013

ASKEP TETRALOGI FALLOT

TETRALOGI FALLOT


A.          Pendahuluan
Tetralogi fallot termasuk penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaaan merupakan sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakanakan meninggal waktu bayi.  Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Ini yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan anak dan orang dewasa.

B.           Pengertian
Tetralogi fallot atau tetralogi of fallot adalah bentuk terbanyak dari cyanotic type: merupakan 10-15% dari kelainan jantung bawaan.

C.          Gambaran Anatomis
Kelainan TF menunjukan adanya:
1.      VSD 9Ventrikular septal defect), biasanya membranosa
2.      Obstruksi aliran jantung kanan yang bermakna, biasanya stenosis pulmoner invundibular sehingga tekanan arteri pulmonal dapat dipertahankan secara normal disertai dengan
3.      Hipertrofi ventrikel kanan dan
4.      Overriding aorta.
Kelainan yang sering menyertai TF dan mempunyai arti bedah adalah:
1.      Right aortic arch, ditemukan pada 25% TF
2.      Hypoplastic pulmonary trunk atau
3.      ASD tipe ostium sekundum (disebut pentalogi fallot)
4.      Anomali arteri koroner

D.          Gejala klinis dan diagnosis
Tetralohi fallot merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada penyakit jantung bawaan sianotik.  Stenosis pulmoner dapat berat, sehingga aliran darah pintak dari kanan ke kiri meningkat melalui VSD, menyebabkan sianosis, polisitemia, dan jari tabuh.  Beberapa dengan SP ringan mengakibatkan aliran pintas 2 arah sehingga sianosis tidak begitu menonjol (acyanotik TF atau pink tetralogy).  Umumnya sianosis tidak muncul pada saal lahir. 
Gejala yang sering muncul pada TF adalah:
1.      Cepat lelah, karena resistensi vascular sistemik menurun, aliran pulmoner menurun dan akibatnya oxygen content juga menurun
2.      Spells terutama pada saat aktifitas, seperti menangis spasme otot-otot di outflow tract, sehingga stenossi pulmoner akan meningkat, aliran pulmoner akan menurun pula.  Spontanitas berjongkok atau duduk diatas lutut pada anak yang lebih besar dapat mengakibatkan venous return, aliran paru meningkat dan oxygen content juga akan meningkat.
Tanda-tanda TF yang dapat dipergunakan untuk menegakkan diagnosis adalah sebagai berikut:
1.      Gambaran jantung normal/kecil dan tidak hiperaktif
2.      Pada auskultasi terdengar bising sitolik yang keras terutama di daerah garis sternal kiri bagian tengah, bunyi II tunggal dan keras.  Apabila stenosis pulmoner berat, bising akan lebih lemah dari pada bising secara kontinu pada PDA, atau kolateral bronkial dapat terdengar.
3.      EKG menunjuukkan RVH dan aksis bergeser ke kanan.
4.      Foto rontgen menunjuukan besar jantung normal, apex terangkat ke atas.  Terdapat cekungan pada lokasi arteri pulmonal yang memberikan gambaran pedang sabit (coeur en sabot uppearance).  Vaskularisasi paru akan menurun, dan tampak pembesaran ventrikel kanan pada proyek foto rontgen lateral.
5.      Echokardiogram memperlihatkan dilatasi aurta overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, bahkan VSD juga terlihat. 

E.           Penatalaksanaan
Tindakan operasi dianjurkan untuk semua pasien TF.  Kateterisasi dan angiografi dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis, tetapi terutama untuk mengevaluasi struktur anatomik intracardiak dan hubungannya dengan pembuluh jantung besar. 
Pengobatan medis hanya diberikan pada usia muda menunggu sampai koreksi total dilakukan.  Usia ideal untuk koreksi total adalah 4-5 tahun, tetapi bila sianosis berat dan hypoxic spells terjadi maka operasi dapat dilakukan juga pada bayi atau usia janin lebih muda. 
Apabila koreksi total belum dapat dilakukan sedangkan spells dan sianosis sangat berat, dapat dilakukan aliran darah pintas sistemik pulmoner.  Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aliran darah pulmoner dengan harapan koreksi total dapat dilakukan kemudian.  Aliran pintas yang banyak dilakukan adalah operasi blalock-taussig.  Pada usia muda sebelum koreksi total pengobatan dan tindakan yang dapat dilakukan ialah:
1.      Memberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya endokarditis
2.      Memberikan propranolol untuk mencegah spells.
3.      Mengobati/melakukan operasi bila mungkin, untuk mencegah terjadinya abses otak
4.      Melakukan flebotomi, bila hematokrit > 65%.

F.           Komplikasi
Komplikasi TF yang paling sering ialah cerebrovaskular disease (CVD) dan abses cerebral.  CVD lebih sering terjadi pada tahun pertama dan erat hubungannya dengan thrombus yang terjadi akibat polisitemia dan hypoxic spell.  Abses cerebral lebih sering terjadi pada tahun kedua.  Hal ini erat hubungannya dengan bacteri dan virus yang melewati VSD ke jantung kanan tanpa disaring oleh paru-paru (Panggabean & Harun, 1996).   Sedang menurut Zuidema (1990) komplikasi TF:
·   Komplikasi serebral: ini karena hipoksia, sehingga penderita sering mengeluh pusing, pening dan sebagainya.  Juga komplikasi ini disebabkan adanya thrombosis cerebri akibat polisitemia.
·         Trombisis pada tempat lain
·         Tuberkolose paru-paru akibat kurangnya darah yang mengalir ke paru-paru
·         Dapat timbul endokarditis bakteriil sub akut
·         Dekompensasi jantung.

G.          Prognosis
Sebelum ada operasi harapan hidup anak-anak TF biasanya meninggal waktu anak-anak, hanya 1-2 orang hidup lebih tua.  Dengan adanya operasi, maka harapan hidup bertambah, gejala-gejala klinis dapat berkurang atau bahkan hilang sama sekali dan dapat lebih bertahan terhadap kerja fisis.
H.          Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
a.       Lakukan pengkajian fisik dengan penekanan khusus pada warna, nadi (apical, perifer), pernafasan, tekanan darah serta pemeriksaan dan auskultasi dada.
b.      Dapatkan riwayat kesehatan termasuk bukti penambahan berat badan yang buruk, makan buruk, intoleransi aktifitas, postur tubuh tidak umum, atau infeksi saluran pernafasan yang sering.
Pada bayi;
a.       Sianosis-umum, khususnya membrane mukosa, bibir dan lidah, konjungtiva, area vaskularisasi tinggi.
b.      Dispnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis, mengejan.
c.       Keletihan
d.      Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
e.       Sering mengalami infeksi saluran pernafasan.
f.       Kesulitan makan
g.      Hipotonia
h.      Keringat berlebihan
i.        Serangan sinkop seperti hiperpnea paroksismal, serangan anoksia
j.        Pada anak yang lebih besar:
k.      Kerusakan pertumbuhan
l.        Pembangunan tubuh lemah, sulit, keletihan
m.    Dispnea pada aktifitas
n.      Ortopnea
o.      Jari tabuh
p.      Berjongkok untuk menghilangkan dispnea
q.      Sakit kepala
r.        Epistaksis
s.       Keletihan kaki

  1. Diagnosa yang mungkin muncul
a.       Resiko penurunan curah jantung b.d defek struktur
b.      Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan
c.       Pola nafas tidak efektif b.d. kelemahan
d.      Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
e.       Kurang pengetahuan tentang penyakit gagal jantung b.d. kurangnya sumber informasi.
f.       Cemas b.d krisis situasional/maturasional, kebutuhan tidak terpenuhi, status ekonomi
g.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Kesulitan makan
h.      Keterlambatan tumbuh kembang b.d efek dari ketidakmampuan fisik.


DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI, Pedoman Perkembangan Anak di Keluarga, Jakarta, 1995.

IOWA Outcomes Project, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 2, 2000, Mosby

IOWA Outcomes Project, Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 2, 2000, Mosby

Nelson, 1992, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, EGC, Jakarta

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

Wong, 2003, Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Yusuf, I., 1991, Retandasi mental, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Carpenito, rencana Asuhan dan dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, 1995, EGC, Jakarta

Suriadi&Yuliani, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, 2001, CV. Sogung Seto, Jakarta

Zuidema, 1990, Kumpulan Kuliah: Penyakit-Penyakit Jantung, Nur Cahaya.

Noer. S., Waspadji.S., Rachman.M., Lesmana.L.A, Widodo.D., Isbagio.I., Alwi.I., Husodo.U.B., 1996, Buku Ajar  Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.


No comments:

Post a Comment